Assalam alaik
Bismillah...
Sempena sambutan hari Guru baru2 ini saya juga mengambil kesempatan ..kalau tak ambil kesempaytan pun kalau berminat bacalah..wasiat Imam Syafie kepada Pendidik... berat amanah yang perlu digalas tuh.. hehehe.. tapi ramai guru sekarang tak macam dulu.. mempunyai aktiviti memperoleh side income ... hehehe.. apapun mereka yang menjadi pendidik berjiwa pendidik atau bakal2 pendidik,, renung2kanlah wasiat imam kita ni...
Belajar dan mengajar adalah satu proses tiada kesudahan untuk mendidik generasi penerus bangsa. Pendidik dianggsp menjalankan tugas mulia yang sangat tinggi nilai pahalanya akan selalu mengalir bergantung kepada berterusannya manfaat ilmu tersebut dipraktikkan bagi orang yang menerimanya.
Sebagaimana hadis sabda Rasulullah saw bermaksud, “Apabila anak Adam meninggal dunia, maka putuslah semua amalnya kecuali tiga perkara: Sedekah jariyah, ilmu bermanfaat dan anak sholeh.” (Hadis riwayat Muslim, Abu Dawud, Tirmizi, Ahmad & Nasaai)
Suatu hari imam Syafi’e mendatangi ruang Khalifah Harun Ar-Rasyid untuk minta izin kepadanya. Lalu beliau duduk di samping Abu Abdus Shomad seorang pendidik anak-anak Kholifah Harun Al-Rosyid. Seorang bernama Siraj berkata kepada Imam Syafi’i, “Wahai Abu Abdullah, mereka ini adalah anak-anak Amirul mukminin, dan ia Abu Abdus Shomad adalah pendidik mereka. Kalau sekiranya engkau berkenan, berikanlah nasehat kepadanya!”.
Imam Syafie lalu berkata kepada Abu Abdus Shomad : "Hendaklah satu hal yang pertama dimulai dalam mendidik anak-anak Amirul Mukminin adalah memperbaiki dirimu. Mata-mata mereka bergantung pada matamu. Dan kebaikan mereka adalah kebaikan apa yang engkau lakukan. Keburukan bagi mereka adalah sesuatu yang kau benci. Ajarkanlah mereka kitabullah, janganlah engkau memaksakan mereka sehingga mereka bosan. Dan janganlah kau meninggalkan mereka dari AlQuran lalu mereka akan meninggalkannya. Kemudian ceritakan kepada mereka dari hadis-hadis yang mulia dan pepatah nasehat. Dan janganlah kau ajarkan kepada mereka suatu ilmu kemudian pindah kepada ilmu yang lain sehingga mereka memahaminya. Maka sesungguhnya perkataan yang bertumpuk-tumpuk dalam pendengaran akan menyusahkan pemahaman”.
Nasehat yang penuh hikmah dari seorang ulama besar itu, tentu bukan hanya bermanfaat untuk Abu Abdus Shomad yang mendidik anak khalifah. Namun nasehat agung itu adalah untuk semua pendidik. Tampilan guru kadang akan membuat para murid semangat belajar ataupun sebaliknya menjadi malas dan takut. Bahkan karena keteladanan sang guru tersebut, ada di antara murid-murid bercita ingin menjadi seperti guru tersebut. Seperti suatu ketika di acara kelulusan TK , anak-anak yang masih polos itu ditanya apakah cita-cita mereka nanti? Maka di antara jawaban yang keluar dari bibir mereka: “Aku nanti ingin menjadi seperti ibu guru”.
Penghargaan Zulhamdi M. Saad, Lc
Nasehat yang penuh hikmah dari seorang ulama besar itu, tentu bukan hanya bermanfaat untuk Abu Abdus Shomad yang mendidik anak khalifah. Namun nasehat agung itu adalah untuk semua pendidik. Tampilan guru kadang akan membuat para murid semangat belajar ataupun sebaliknya menjadi malas dan takut. Bahkan karena keteladanan sang guru tersebut, ada di antara murid-murid bercita ingin menjadi seperti guru tersebut. Seperti suatu ketika di acara kelulusan TK , anak-anak yang masih polos itu ditanya apakah cita-cita mereka nanti? Maka di antara jawaban yang keluar dari bibir mereka: “Aku nanti ingin menjadi seperti ibu guru”.
Penghargaan Zulhamdi M. Saad, Lc
No comments:
Post a Comment